Selasa, 19 April 2011

media sosial ancam produktivitas perusahaan

Jakarta - Sebuah laporan yang dilansir Wall Street Journal mengungkapkan Twitter tengah intens mendekati TweetDeck. Kabarnya, situs mikroblogging ini berniat membeli TweetDeck seharga USD 50 juta.

TweetDeck adalah aplikasi pihak ketiga yang dirancang untuk terintegrasi dengan Twitter. Aplikasi ini menyaring percakapan berdasarkan keyword dan pesan serta memungkinkan pengguna menulis tweet lebih dari 140 karakter.

Selain TweetDeck, ada banyak aplikasi Twitter lainnya. Kemunculan aplikasi-aplikasi ini sempat dikeluhkan Twitter karena dinilai membingungkan para tweeps.

Tak heran, akhir-akhir ini Twitter berusaha mengurangi keberadaan aplikasi pihak ketiga yang tidak memiliki fitur khusus berbeda dari yang ditawarkan oleh situsnya.

Namun seperti dilansir TG Daily dan dikutip detikINET, Selasa (19/4/2011), saat dikonfirmasi, Twitter menolak berkomentar, demikian juga dengan TweetDeck.

TweetDeck yang memiliki 15 pegawai, sebagian operasional utamanya berlokasi di Inggris. Menariknya, Twitter baru-baru ini merekrut engineer di London, karena diketahui mereka memiliki rencana membuka kantor di Inggris.

Tak ayal, kabar ini semakin menguatkan rumor di antara keduanya. Namun lagi-lagi, belum ada pernyataan resmi dari Twitter bahwa perusahaannya akan 'mengadopsi' mantan pegawai TweetDeck yang bekerja di Inggris.

Jika Twitter jadi membeli TweetDeck, kemungkinan Twitter akan mengubah imej TweetDeck untuk kepentingannya dan menawarkan cara lain untuk menggunakan Twitter sebagai desktop client kepada para penggunanya.




( rns / fyk )
sumber: www.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar